
Pengertian dan definisi kewirausahaan menurut
Beberapa Para Ahli:
1.
Peter F Drucker
Kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) .
2.
Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang
diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan
financial ataupun non uang.
3.
Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian
untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang
dihadapi orang setiap hari.
4.
Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan,
dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia
usaha.
5.
Andrew J Dubrin
Seseorang
yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is
a person who founds and operates an innovative business).
6.Robbin&Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. (Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan.
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. (Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang saat ini dikendalikan.
7.
(Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (venture growth).
8.
(Acmad Sanusi, 1994)
Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
9.
Jean Baptista Say (1816)
Seorang
wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.
10.
Frank Knight (1921)
Wirausahawan
mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
11.
Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan
adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam
pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam
bentuk:
(1)
memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2)
memperkenalkan metoda produksi baru,
(3)
membuka pasar yang baru (new market),
(4)
Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5)
menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
12.HarveyLeibenstein(1968,1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya
13.
Penrose (1963)
Kegiatan
kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi.
Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
14.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan
mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at
Miami University of Ohio: Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
13.
Raymond, (1995)
Wirausaha
adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkanya untuk
meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan lingkungan.
14.
Kasmir (2006)
Wirausaha
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam
berbagai kesempatan.
Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan
berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada
hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan
sebagai berikut (Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad
Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan
adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability
to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase)
dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan
adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu
yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan
adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber
melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka
yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya
sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain
dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang
mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai
kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok
(1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut
maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan:
“Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri
sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan
selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik,
serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan
cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas
dan inovasi serta kemampuan manajemen.”
KARAKTERISTIK
KEWIRAUSAHAAN
- Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki
minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi
(achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32)
Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan oleh Maslow
(1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan
kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan
harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri
(self-actualiazation needs). Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi,
yaitu:
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam
bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang
segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang
tinggi.
4.
Berani menghadapi resiko dengan penuh
perhitungan.
5.
Menyukai tantangan dan melihat
tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat
ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.
Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin
“movere” yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5),
sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan,
hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan
penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif
menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang.
Secara umum motif sama dengan drive.
Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan
regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai
suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang. Sejalan
dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua
lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik
mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti
kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya
tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi
berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu
ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan
mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua
kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan
takut akan kegagalan. Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua
indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha.
Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga
indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati
(kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam
penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam
diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar
yang diharapkan.
- Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu
menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan
berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan
kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu
berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23). Kuncinya pada
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah
ada.
Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi,
seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi
pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak
cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
- Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan
untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah
berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu enurutnya
kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir
sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang
ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New
Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul
ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang
asalnya tidak ada (generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan
untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan
peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation isthe ability to
apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to
enrich people’s live). “Sometimes creativity involves generating something from
nothing. However, creativity is more likely to result in colaborating on the
present, in putting old things together in the new ways, or in taking something
away to create something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas
mengandung pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Menurut Zimmerer(1996:7), “creativity ideas often
arise when entrepreuneurs look at something old and think something new or
different”. Ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu
yang lama dan berpikir sesuatu baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas
adalah nenciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something
from nothing). Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah
barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi tiap hari (applying
creativity and inovation to solve the problems and to exploit opportunities
that people face every day). Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa
menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya
cipta) setelah itu melahirkan inovasi. Menurut Zimmerer ada tujuh langkah
proses berpikir kreatif dalam kewirausahaan, yaitu:
Tahap 1: Persiapan (Preparation)
Tahap 2: Penyelidikan (Investigation)
Tahap 3: Transformasi (Transpormation)
Tahap 4: Penetasan
(Incubation)
Tahap 5: Penerangan
(Illumination)
Tahap 6: Pengujian
(Verification)
Tahap 7: Implementasi
(Implementation)
4 Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha
yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak
orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King,
wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak berusia 18 tahun, ada
tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni:
pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very
rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya
kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup
banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki
cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas
hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam “intuisi” yang mendorong
manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan dengan salah
satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia
merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya
imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu
dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia
dapat mencari jawabanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti:
Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi?
Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini?
Dalam buku
Berwirausaha Dari Nol telah dapat disampaikan bahwa mereka:
1. digerakkan oleh
ide dan impian,
2. lebih
mengandalkan kreativitas,
3. menunjukkan
keberanian,
4. percaya pada
hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
5. melihat masalah
sebagai peluang,
6. memilih usaha
sesuai hobi dan minat,
7. mulai dengan
modal seadanya,
8. senang mencoba
hal baru,
9. selalu bangkit
dari kegagalan, dan
10. tak
mengandalkan gelar akademis.
Sepuluh kiat sukses
itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orang-orang yang luar biasa.
Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya.
5. Selalu Komitmen
dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha
harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan
tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan
digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses
terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan
menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,bekerja keras, dan
tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa usaha yang
sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya
maka wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu penting sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap
usaha dan pekerjaannya.
6 Mandiri atau
Tidak Ketergantuangan
Sesuai dengan inti
dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang
dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai
kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikiranya terutama didalam
menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain,
seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan
teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
7 Berani Menghadapi
Risiko
Richard Cantillon,
orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur
di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung
risiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani
mengambil risiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab
itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang
diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya
(Suryana, 2003 : 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan
salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil
risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro,
“seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin
jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam
Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha
yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada
usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai risiko
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil.
8 Selalu Mencari
Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis
dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan
pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik bagi
pelanggan/masyarakat.
9 Memiliki Jiwa
Kepemimpinan
Seorang wirausaha
yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan.
Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Debgan
menggunakan
kemampuan
kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan
segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran.
Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu,
perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan
peluang. Leadership Ability adalah kemampuan
dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk
menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang pemimpin harus memiliki
taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi
satu sama lain dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha
tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol
dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta
mentransformasikannya
menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative
Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol
dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim
disebut Innovative
Entrepreneur.
10 Memiliki
Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa
kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk
memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha,
mengelola usaha dan sumber daya
manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi
perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang
wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan
yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh.
11 Memiliki
Kerampilan Personal
Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan
cara-cara sebagai berikut:
Pertama Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan
keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya.
Kedua, mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan
memanfaatkan peluang tersebut.
Ketiga, mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan
jasa yang lebih tepat dan effisien.
Keempat, mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan
berbagai pihak, terutama kepada pembeli.
Kelima, menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan
disiplin.
Keenam, mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh
tetapi cukup luwes dalam melindunginnya.
Ketujuh, mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas
perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/
managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko
yang moderat.
Faktor-faktor Yang
Menyebabkan Kegagalan Wirausaha Menurut Zimmerer
(dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha
gagal dalam menjalankan usaha barunya:
1. Tidak kompeten
dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman
baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.
3. Kurang dapat
mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang
paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran
dan
penerimaan secara
cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan
menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam
perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang
kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi
karena kurang efisien.
6. kurangnya
pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang
kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan.
0 comments:
Post a Comment
Disarankan berkomentar menggunakan OpenID. Komentar SPAM dan SPAMMY (menyertakan link hidup) otomatis tidak akan muncul.